POLA ASUH ORANG TUA SEBAGAI UPAYA MENUMBUHKAN SIKAP TANGGUNG JAWAB PADA ANAK DALAM MENGGUNAKAN TEKNOLOGI KOMUNIKASI

Authors

  • Novi Widiastuti Dosen Tetap STKIP SILIWANGI
  • Dewi Safitri Elshap Dosen Tetap STKIP SILIWANGI

DOI:

https://doi.org/10.22460/p2m.v2i2p148-159.174

Keywords:

Penggunaan Teknologi, Pola Asuh Orang Tua, Tanggung Jawab.

Abstract

ABSTRAK  Perkembangan teknologi saat ini mengakibatkan perubahan pada berbagai bidang kehidupan yakni bidang ekonomi, sosial, dan budaya. Teknologi komunikasi berkembang sangat pesat hingga masuk pada semua kalangan. Handphone atau smartphone kini sudah menjadi nyawa benda yang sangat berarti dalam kehidupan karena sangat bermanfaat. Selain memudahkan seseorang dalam berkomunikasi, smartphone ini mampu mendekatkan yang jauh, meski tanpa disadari sebetulnya smartphone menjauhkan yang dekat. Dampak positif dan negatif sangat dirasakan oleh masyarakat. Selain teknologi itu memang dirasa sangat memudahkan pekerjaan, namun dampak negatif yang muncul yaitu maraknya pornografi, penculikan, pemerkosaan, transaksi narkoba, bahkan transaksi prostitusi kini ikut meramaikan pemberitaan di Indonesia. Bahaya yang sangat mengancam anak-anak saat ini adalah pornografi dan pelecehan seksual. Oleh karena itu perlu adanya pengawasan dari orang tua selaku madrasah pertama bagi anak agar penggunaan smartphone menjadi lebih bertanggungjawab. Survey dilakukan untuk mengetahui pola asuh orang tua di kota Cimahi. Hasil penelitian ini yaitu  64% anak kecanduan HP, dan 36% anak tidak kecanduan HP. Dari data anak yang kecanduan HP berasal dari keluarga yang menerapkan pola asuh permisif 47%, pola asuh otoriter 34%, dan pola asuh demokratis 19%. Latar belakang pendidikan orang tua yang  anaknya kecanduan HP sebagian besar berpendidikan SD, SMP, dan SMA meskipun ada juga yang berpendidikan S1 dan S2.  Sedangkan anak yang tidak kecanduan HP berasal dari keluarga yang menerapkan pola asuh demokratis 55%, pola asuh otoriter 28%, dan pola asuh permisif 17%. Orang tua memiliki latar belakang pendidikan SMA, S1, dan S2 meskipun ada juga yang berpendidikan SD, dan SMP namun berhasil mendidik anak mereka menjadi generasi yang tidak kecanduan HP.  Pola asuh demokratis yang mampu menumbuhkan rasa tanggung jawab anak dalam menggunakan HP adalah sebagai berikut: (a)Menentukan peraturan dan disiplin dengan memperhatikan dan mempertimbangkan alasan-alasan yang dapat diterima, dipahami dan dimengerti oleh anak; (2) memberikan pengarahan tentang perbuatan baik yang perlu dipertahankan dan yang tidak baik agar di tinggalkan; (3) Memberikan bimbingan dengan penuh pengertian; (4) Dapat menciptakan keharmonisan dalam keluarga; (5) Dapat menciptakan suasana komunikatif antara orang tua dan anak serta sesama keluarga. Kata Kunci : Penggunaan Teknologi, Pola Asuh Orang Tua, Tanggung Jawab.  ABSTRACT Current technological developments lead to changes in many areas of life that is economic, social, and cultural. Communication technology is growing very rapidly up to get in on all the circles. Mobile phone or smartphone has now become the life of a very meaningful thing in life because it is very beneficial. In addition to facilitate a person to communicate, the smartphone is capable of a much closer, though unwittingly distanced smartphone actually close. Positive and negative impact is felt by the community. In addition the technology was deemed very easy job, but it appears that the negative impact of the proliferation of pornography, kidnapping, rape, drug dealing, prostitution transaction even now enliven the news in Indonesia. Dangers threatening children today is pornography and sexual harassment. Hence the need for supervision of parents as the first madrasah for children to become more responsible use of smartphones. The survey was conducted to determine the pattern of parenting in Cimahi. Results of this research that 64% of children addicted to HP, and 36% of children are not addicted to HP. Data from HP addicted children come from families who apply 47% permissive parenting, authoritarian upbringing 34%, and 19% democratic parenting. The educational background of parents whose children are addicted HP majority of elementary education, junior and senior high school although there are also educated S1 and S2. While the children are not addicted HP come from families who apply 55% democratic upbringing, authoritarian upbringing 28%, and 17% permissive parenting. Parents have high school education background, S1, and S2 although there are also educated elementary and junior high school but managed to educate their children into a generation that is not addicted to HP. Democratic parenting that can foster a sense of responsibility in children using HP are as follows: (a) Determine the rules and discipline to pay attention and consider the reasons which can be accepted, understood and understood by children; (2) provide guidance on good deeds that need to be maintained and that is not good in order to be left behind; (3) Provide guidance with understanding; (4) Can create harmony in the family; (5) It creates a communicative atmosphere between parents and children and the families. Keywords: Use of Technology, Parenting Parent, Responsibility.

References

Ali, Mohammad dan Asrori, Muhammad, (2006) Psikologi Remaja, Jakarta:PT Bumi Aksara.

Corey, Gerald. (2009). Teori dan Praktek Konseling Dan Psikoterapi, Bandung: PT Refika Aditama.

Hurlock, Elizabeth B. (1980). Psikologi Perkembangan, Jakarta: Erlangga.

Panuju, Panut dan Umami, Ida. (1999). Psikologi Remaja, Yogyakarta: PT Tiara Wacana.

Straubhaar, Joseph & LaRose, Robert. (2004). Media Now: Communications Media in the Information Age, Belmont, CA : Wadsworth. Chapter 14-15.

Tapscott, Don & Williams, Anthony D. (2006). Wikinomics: How Mass Collaboration Changes Everything. New York: Penguin Group.

Depdikbud. (1988). Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka.

TIM Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. (1988). Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka.

Danny I. Yatim-Irwanto. (1991). Kepribadian Keluarga Narkotika, Jakarta : Arcan.

Santrock, John W. (1995). Life-span development perkembangan masa hidup. Jakarta: Erlangga

Tarmudji, T. (2001). Hubungan pola asuh orang tua dengan agresifitas remaja.

Lazzarini, V. (2000). Hubungan antara pola asuh yang terapkan oleh orang tua dengan minat siswa madarasah aliyah terhadap sekolahnya. Skripsi. Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.

Baumrind, D. (1971). Currebt parents of parent authority developmental psychology.

Berk, L. E. (1994). Child development. (3rd ed). Boston : Iallyn and Bacon

Ira Petranto. (2005). Pola Asuh Anak. [Online]. Tersedia di: http://www.polaasuhanak.com. Diakses 8 agustus 2015.

Ira Petranto. (2005). Pola Asuh Anak. [Online]. Tersedia di: http://www.polaasuhanak.com. Diakses 8 agustus 2015.

Rina M. Taufik. (2007). Pola Asuh Orang Tua. [Online]. Tersedia di: http://www.tabloid_nakita.com. Diakses 8 Agustus 2015.

Tarmudji, T. (2001). Hubungan pola asuh orang tua dengan agresifitas remaja.

Lazzarini, V. (2000). Hubungan antara pola asuh yang terapkan oleh orang tua dengan minat siswa madarasah aliyah terhadap sekolahnya. Skripsi. Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia

Rina M. Taufik. (2007). Pola Asuh Orang Tua. [Online]. Tersedia di: http://www.tabloid_nakita.com. Diakses 8 Agustus 2015.

Setyono, Ary. (2009). Pengaruh Tingkat Pendidikan Orang Tua Terhadap Pola Asuh Anak Pada Masyarakat Desa Campurejo Kecamatan Boja Kabupaten Kendal.

Niniek Kharmina (2011). Hubungan Antara Tingkat Pendidikan Orang Tua Dengan Orientasi Pola Asuh Anak Usia Dini. [Online]. Tersedia di: http://lib.unnes. ac.id/6585/1/7836.pdf. Diakses 15 Agustus 2015.

Published

2015-11-30